Mengenal Lebih Jauh Tentang Tahu
Tahu
Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varietas unggul
kadar proteinnya dapat mencapai 40 – 43 %. Kandungan protein kedelai
hampir menyamai kadar protein susu skim kering lebih tinggi daripada
beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur
ayam. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau
sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per
hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.
Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap,
susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan
pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang
digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga,
kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.
Tabel 2.1 Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
KOMPONEN KADAR (%)
Protein 35-45
Lemak 18-32
Karbohidrat 12-30
Air 7.
Sumber : Menristek (2005)
Tahu merupakan salah satu makanan berbasis kedelai yang populer.
Tahu berasal dari kata Tao Hu yang artinya kacang hancur seperti bubur
(Nurhasan dan Pramudyanto, 1991). Tahu adalah ekstrak protein kedelai
yang telah digumpalkan dengan asam, ion kalsium, atau bahan penggumpal
lainnya (Rans, 2005).
Tahu mengandung protein nabati yang berguna bagi pertumbuhan
tubuh dan dikenal sejak dulu di daratan Cina lalu populer di masyarakat
Indonesia karena rasanya enak, mudah pembuatannya dan dapat diolah
menjadi berbagai bentuk masakan serta harganya murah. Kandungan
protein tahu setara dengan protein hewani. Nilai NPU (net protein utility)
tahu sekitar 65 % yang mencerminkan banyaknya protein yang dapat
dimanfaatkan tubuh dan mempunyai daya cerna tinggi sekitar 85-98%
sehingga tahu dapat dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat. Kandungan
zat gizi tahu yang penting lainnya seperti lemak, vitamin, dan mineral juga
cukup tinggi (Mudjajanto, 2005)